DUA TANDA TANYA BESAR
“Papa… pokoknya aku gak mau! Aku sudah
senang tinggal disini bersama sahabat-sahabatku.. Kenapa harus pindah lagi sih
pa?”. (Rena merengek ke ke papanya).
Hari
itu tanpa sepengetahuannya dia sekeluarga akan pindah ke daerah terpencil di Solo.
Ayah Rena bekerja sebagai tentara yang kini dipindahtugaskan ke kota Solo. Mau tak
mau Rena harus ikut orangtuanya pindah.
Sejak
kecil Rena memang sering pindah-pindah sekolah,bukan karena dia bangor (nakal),
sering membolos melainkan harus ikut papanya pindah karena tuntutan pekerjaan.
“sudah..
kemasi saja barang-barang kamu sekarang sayang.. mobilnya sudah siap dibawah”. Ujar
mamanya dengan lembut.
Hari
pertama Rena masuk di sekolah barunya. “
SMA Hang Tuah 5 “
“Huft!
Masih jam 6.. coba.. ada Fera sama Rere pasti rame.” (Rena melihat jam
tangannya sambil terus menggerutu).
Rena
terus berjalan seorang diri menyusuri lorong sekolah yang sepi.
“Dag..Dag..Dag..”
suara hentakan sepatu terdengar di lorong itu. Rena mulai berkeringat dingin
lalu menoleh ke belakang. Dia terus berjalan dan ternyata setelah ditelusuri
suara itu berasal dari sepatunya sendiri.
“huh ternyata.. tenang Rena..(rena mengelus
dadanya menenangkan diri)
Sepi sekali? Apa mungkin karena aku
berangkat terlalu pagi? Apa jangan-jangan hari ini hari minggu?
(Rena mulai merasa aneh dan bulu kuduknya berdiri).
Jam
pertama pelajaran olahraga. Rena tidak bisa ikut karena sejak kecil Rena
memiliki kelainan jantung. Oleh sebab itu,Rena tidak boleh terlalu capek. Diapun
diberi izin untuk tidak mengikuti olahraga. Novel adalah pegangan wajib yang
selalu dia bawa. entah itu saat makan,mau tidur, bahkan saat BN sekalipun dia
selalu membawa novel :D. nah sembari menunggu pelajaran olah raga selesai, Rena
membaca novel “ Autumn in Paris ” yang
dia bawa . dia duduk di taman sekolah dekat lorong dilewati tadi. Lagi asyiknya
membaca, Rena mendengar suara tangisan di salahsatu ruang yang berada di antara
lorong . Karena penasaran, Rena mendekati ruangan yang menjadi datangnya sumber
suara itu. Ketika akan membuka pintu Rena terkejut karena tiba-tiba ada lelaki
parubaya menepuk pundaknya.
“
sedang apa kamu nak? Apa ada yang bisa bapak bantu? “ Tanya lelaki parubaya
itu.
“Ti..
tidak ada apa-apa kok pak. Cuman tadi saya mendengar ada suara tangisan disini.
Ya disini di ruangan ini pak.. saya jelas-jelas mendengar suara itu”.
“haha..ada-ada
saja. Kamu menghayal ya nak? Ruangan ini sudah lama kosong sejak puluhan tahun
yang lalu. Jadi mana mungkin didalam ada orangnya”. Ujar lelaki parubaya dengan
santainya.
Dengan raut wajah bingung Rena pamit kepada
bapak tadi.
“
ya sudah pak. Terimakasih .. saya mau masuk kelas dulu.”
Di
kelas Rena tak henti-hentinya berfikir tentang apa yang dia dengar tadi dibalik
ruangan itu. Jelas-jelas dia mendengar ada anak perempuan menangis. Rasa penasaran
masih menggerogoti hatinya.
“sst..!
Rena..ngelamun mulu? Ngelamunin apaan
sih? Awas kesambet loh? “. Tanya luna ,teman sebangku
Rena sambil mendorong pelan pundak Rena.
“Hmm?
Gak papa kok lun”. Jawab Rena sambil menggelengkan kepalanya. Menandakan semuanya baik-baik saja.
1
minggu kemudian…..
Hari
ini pelajaran matematika oleh pak Darjo. Guru tergalak yang pernah rena temui
di sepanjang hidupnya. (4L4y Beudt :D ).
”
haduh. Habis ini giliran aku yang maju, mana soalnya susah lagi?” gerutu Rena
di dalam hati.
“
Eh Lun. Kamu bisa ngerjain soal ini gak? (menunjukkan soal ke Luna, berharap
luna bisa membantunya keluar dari keadaan mencekam ini) lagi” alay. ^^
“ haduh Ren , kayak kamu gak tau
aku aja.. dari dulu nilai MTK ku gak pernah diatas KKM”. Jawab luna dengan
tampang polosnya.
Untuk
menghindari amukkan pak Darjo nanti, Rena sengaja izin ke kamar mandi .
Di
dalam toilet wanita hanya ada dua kamar mandi. Saat Rena masuk kedalam kamar
mandi, tak berapa lama terdengar suara orang mandi dan suara anak perempuan
bernyanyi di kamar mandi sebelah. Rena tertawa, dia tertawa karena suara anak
itu yang melengking terdengar samar-samar.
Dikelas
,Dalam perjalanan menuju ke bangku Rena senyam-senyum sendiri membuat teman-teman
yang melihatnya bingung tak terkecuali Luna.
“heh
Ren, are you ok?” Tanya luna sambil memegang jidat Rena.
“
hm? Apa.an coba? :D I’m ok. Hahah” Rena
kembali tertawa.
Melihat tingkah laku teman sebangkunya itu
Luna tiba-tiba duduk menjauh.
“eh
Lun. Kamu kenapa? Emang aku nggigit apa? Sinian dong duduknya. Jangan jauh-jauh”.
“
hm? Kamu nakutin Ren. Dateng-dateng senyaam senyum kayak orang gila.”
“enak
aja.. gini loh. Tadi waktu aku di Toilet, aku denger ada anak perempuan nyanyi
gak tau tuh dari kelas
mana. Yang pasti dia lebih parah dari aku. Masak iya mandi di kamar mandi
sekolah waktu pelajaran ? terus dengan PD.nya dia nyanyi heheh. Suaranya itu
loh Lun. Gak nguati :D”
Rena menceritakan apa yang dialami tadi di
toilet sekolah dan kembali tertawa.
Gak malah ikut tertawa, Luna malah bingung
mendengar cerita Rena.
“
Ha? Dikamar mandi sebelah? Bukannya kamar mandi yang nomer dua itu rusak ya Ren?
Jadi mana mungkin ada orang disana?”.
“masak
sih Lun? Tadi bener-bener kedengaran jelas malah aku sempet tertawa mendengar suaranya”.
“
ye?? Dibilangin malah ngeyel.. nanti pulang sekolah kita cek sama-sama deh. Pasti
di kamar mandi nomer dua ada tulisan gini Mohon maaf, kamar mandi ini tidak
bisa digunakan karena ada perbaikan “. Ujar Luna.
Bel
tanda pulang berdering. Luna cepat-cepat menarik tangan Rena menuju ke kamar
mandi itu. Ternyata benar kata Luna di depan kamar mandi ada papan yang
bertuliskan “ Mohon maaf,kamar mandi ini tidak bisa digunakan karena ada
perbaikan”. Rena masih tidak percaya, dia mencoba membuka kamar mandi itu dan
ternyata pintunya benar-benar terkunci.
“hmm? Terus, tadi yang nyanyi sapa dong? Yang
mandi? Yang aku ketawain suaranya? Aneh.. apa sebenarnya yang terjadi disekolah
ini?”
Dua
tanda Tanya besar memenuhi otaknya.
THE END
karya : RestyCat
Akhirnya…..
Cerpen
perdana selesai juga ^-^
Meskipun
ceritanya masi nggantung..
Semoga
bisa sedikit menghibur..
lanjutkan :D
BalasHapuseaa :D
BalasHapuswokeh :D
Nice short story yeyes :))
BalasHapusthanks :)
BalasHapustapi GJ ya?
Enggak kok, good good :3
BalasHapus